Jumat, November 14, 2014

Rock'n Run bersama Hard Rock Hotel

Acara Rock'n Run ini merupakan acara tahunan yg diselenggarakan Hard Rock Hotel Bali. Dan setelah 13 kalinya berlalu baru pada acara Rock'n Run ke-14 tanggal 2 November 2014 ini aku ikut serta, lalu pas 1-13 aku dimana yaaa?... LOL. Kegiatan ini bukan hanya sekedar berlari namun selalu membawa misi positif. Dan Hard Rock Hotel Bali's fundraising 5k run tahun ini diperuntukan untuk Bali Pink Ribbon Foundation, sebuah yayasan mempunyai visi untuk mencegah kematian akibat kanker payudara dan membantu meningkatkan kualitas hidup orang-orang yang menderita kanker payudara.

Nuansa menjadi PINK sesuai dengan tema Rock 'n Run charity race #Bali Pink Ribbon#Let's Run for A Good Cause!


















Lalu ada apa dengan pagiku, pagi ini,,,,yak...sempet tersentak kaget hampir telat untuk event ini, alarm rupanya tak terlalu terdengar nyaring saking enaknya tidurr,,,syukurlah masih terkejar meski was-was takutnya susah parkir secara di kuta gitu...pengalaman pula acara BIImaybank Bali Marathon 14Sept 2bln lalu yg ruamee jadi parkir itu masalah hahahha
Tapi saat BIImaybak Marathon aku cuman supporter pewe doang kok,,,uhukk,,uhuuuk





Memasuki kuta, semakin deket dengan Hard Rock Hotel suasana aman terkendali dan parkir pun gampang depan pantai (tak serumit pikiranku hihihihiih,,,). Meski takut telat ternyata masih ada waktu nunggu temen yg ternyata belakangan juga dateng truss masih sempet minta narsis dengan @ibnujamilo @dimasseto_1 @dhiniaminarti salut ama meraka selain ganteng dan cantik ternyata rajin lari sehingga fit dan bugar yaa.
Sedangkan aku, masih aja males olga....yuks rock'n run, jadikan momentum untuk bersemangat lari heheheh
















Over all it's fun,,,,dan yg paling menyenangkan aku bisa pulang tanpa tangan kosong, meski tanpa tangan kosong bukan berartikan aku menang lari,,,hahhahhaha mana je, lari masi ngos2an mana mungkinlah yak masuk katagori pelari sesungguhnya, ga pernah latihan seperti temen2.
Yang menyenangkan itu adalah dapet door prize nya,,,,lumayanlah bikin temen mesem2 dan lumayan pula bisa dpt 2 voucher makan di Restaurant Ultimo senilai 500rb dan Voucher  Antton&Co senilai 200rb. Rupanya nomor peserta  "270" itu bawa berkah juga ya....  thanks Lord.

Rabu, November 05, 2014

GIRI PUTRI>>Puncak Mundi>>DALEM PED di Nusa Penida

Tirta Yatra lagi,,,, setelah awal bulan oktober ke Semeru-Bromo-Blambangan,,apakah bulan Oktober ini bulan Tirta Yatra ???
Entahlah? hanya mengikuti jejak langkah yg di depan mata, karena tak perlu rencana yg lama dan perhitungan yg panjang, tapi keseringan ujung-ujungnya batal,,,,berbeda dengan kali ini ke Nusa Penida untuk pertama kalinya dan dimudahkan kembali olehNYA seperti sebelum-sebelumnya.

Hari ini kebetulan hari Sabtu, tgl 25 Oktober 2014 dan kalender kebetulan pula berwarna merah, artinya libur so bisa mengajak Nay dan Rafi ikut serta, dan senangnya meraka semangat di ajak ke Nusa Penida. Kali ini perginya ber-8 seperti 2 keluarga dipersatukan dalam perjalanan yg sama,,,yaaa Nusa Penida tujuan kami, tak hanya untuk melakukan persembahyangan ke Giri Putri, Puncak Mundi, Dalem Ped tetapi ada tujuan lain yg secara kebetulan kami niatkan,,,tiiitttt,,,tiiitt (rahasia yaaa hahahahha),,,sisanya sekalian liburan weekend hehehhehe.

Singkat kata, pagi ini kami tergesa-gesa karena terlambat tiba di  pantai Sanur, temen Pewe sudah pegang tiket tapi kami belum sampai,,,janji jam 7pagi kumpul di pantai Sanur tapi kami baru tiba jam 7.30 jadi berlari-lari kecil deh pagi2 ter-engah2 mana parkiran padat ooee..inhale,,exhale,,,
Dan ternyata pantai Sanur pagi ini ramai sekali **mungkin karena hari libur**, banyak sekali orang yg menunggu boat untuk ke Nusa Penida, syukurlah kami dilancarkan langsung bisa naik Speed Boat punyanya CASPLA Bali, FYI harga tiket per-orang Rp. 75rb untuk one way. 
Untuk sampai di Nusa Penida kami melintasi Selat Badung, yang hanya membutuhkan waktu 50mnt-1jam dengan Speed Boat ini. Yang bikin was2 Boat yg kami tumpangi ini sempet mati mesin, yg membuat hatiku dag dig dug...secara di tengah laut, untunglah ga lama jadi pikiran ini belum sempet berpikir macam2 yg bikin paranoid sendiri.

Setibanya di Nusa Penida, kami ber-8 dijemput dengan mobil AVP yg sudah diatur oleh temannya pewe, jadi Sri tinggal duduk manis ikut alur seperti biasanya. Tujuan kami langsung ke tempat berteduh karena kami berencana menginap semalam di pulau ini. Ring Sameton Inn adalah tempat yg kami tuju untuk meletakkan barang-barang terlebih dahulu sebelum berkeliling di Nusa Penida.
Kami tidak langsung sembahyang siang ini karena pasti panas cetar, jadi kita sepakat sore baru keliling ke puranya. 
Berkeliling-nya pewe dan temannya tak usah diliput yaa, alias no celoteh untuk itu,,,tiiiiiitttt...tiiiiitttt

Singkat kata sore tiba, sekitar pukul 6sore kami memulai perjalanan untuk tirta yatra di Nusa Penida. Pura tujuan pertama adalah Pura Giri Putri, perjalanan dari hotel ke Pura Giri Putri lumayan makan waktu se-jam, dan jangan kaget walaupun kami naik mobil tapi rasanya seperti naik kuda saja,,,loncat2 gitu krn jalannya ga rata meskipun jalan sudah di aspal ,,,
Kurang lebih jam 7 kita sampai di Giri Putri, lalu di awalin naik tangga untuk sampai ke pura dan goa Giri Putri. Walaupun anak tangga tak sebanyak tangga menuju Pura Lempuyang tetep aja ngos2an efek jarang olga.

Tapi pelan-pelan sampai juga kok,,,konon katanya pura Giri Putri ini adalah Pemujaan Dalam Goa Terbesar di Bali. Sebelum melakukan persembahyang langsung ke Goa, kita akan tiba di halaman luar goa, dimana terdapat pelinggih pertama berbentuk Padmasari, tepat berada di samping kanan depan mulut goa. Usai melakukan persembahyang di sini baru kita bisa memasuki Goa Giri Putri. Mulut goa sangat kecil, hanya bisa dilalui satu orang saja. Namun itu hanya berjarak sekitar tiga meter, setelah melewati itu, orang-orang akan tercengang dan takjub, karena tidak menyangka sebelumnya bahwa rongga goa sangat lebar dan tinggi. Yang ada kagum akan kebesaran Tuhan ketika berada di dalam Goa ini, karena malam pandangan mata tidak bisa jauh menerawang ke sekeliling karena suasana jadi lebih gelap daripada siang hari meskipun sudah ada penerangan di dalam goa.
Untuk persembahyangan di dalam Goa Giri Putri kita akan di tuntun oleh pemangku di sana. Di Pura Giri Putri ini pula kita akan melukat dr sumber air suci, setelah itu baru kita bisa menaiki tangga baja yang terbuat dari bahan plat mobil untuk naik tangkil di Payogan (peraduan) Hyang Giri Putri - Hyang Giri Pati yang berwujud Padmasari.
Persembahyangan di Pura Goa Giri Putri berakhir di dekat mulut keluar goa, disini terdapat Padmasari sebagai sthana Hyang Siwa Amerta/Mahadewa, sebuah Gedongsari sthana Hyang Sri Sedana/Ratu Syahbandar, sebuah patung Dewi Kwam Im, serta altar Dewa Langit. Semua itu merupakan Dewa Pemurah, Pengasih dan Penyayang serta Dewa-dewi Kemakmuran. Sebelum beranjak keluar kita akan di bagikan gelang Tridatu, dimana gelang ini terbuat dari tiga benang berwarna Merah, Hitam dan Putih. Gelang Tridatu bukanlah Jimat atau bendah bertuah lainnya tapi merupakan simbol dari Dewa Trimurti (Merah simbol Dewa Brahma, Hitam simbol Dewa Wisnu dan Putih adalah simbol Dewa Siwa). Selain sebagai lambang Tri Kona (Kelahiran, Hidup dan Kematian) dengan menggunakan tridatu diharapkan kita selalu ingat dengan kebesaran Tuhan sebagai maha pencipta, pemelihara dan pelebur.

Sudah jam 9malam, waktu tak terasa di dalam goa tadi,,,,kami harus bergegas karena masih ada 2 pura lagi yg akan kita tuju. Puncak Mundi adalah tujuan berikutnya....karena Pura ini terdapat di Bukit yg merupakan daratan tertinggi di Nusa Penida jadi perjalanan mendaki dan cukup curam, syukurlah pak sopir sudah menguasai medan.
Untuk sampai disini pula membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam, lupa pastinya krn kami sempet mampir ke warung untuk sekedar makan penahan lapar takut kelewat malam ga ada warung buka.
Sampai di Pura ini suasana nya dingin sekali karena kita berada di puncak dan malam pula, untuk mempercepat waktu kita bergegas memulai persembahyangan. 
Dimulai dari Pura Krangkeng Kertanadi, baru ke Pura Puncak Mundi karena kedua pura ini berada dalam satu kawasan. Setelah segala nya selesai kami tancap gas lagi ke PURA DALEM PED, mengingat sudah larut malam anak2 sudah rewel krn ngantuk,,,,,

Sampai di Pura Dalem Ped pas tengah Malam, kita langsung cuss mengikuti aturan persembahyangan yg sudah ada di papan pengumuman karena di kawasan ini ada 4 buah pura yakni Pura Segara, Pura Taman Sari, Pura Ratu Dalem Gede (Mecaling) dan Pura Penataran Agung, maka mulailah sembahyang sesuai urutan pura itu.
Hari ini pemedek yg tangkil banyak banget, sampai-sampai tumpah ruah di wantilan dan halaman pura para pemedek yg mekemit di pura. Jika kami ikut mekemit di pura malam ini mungkin kami tidak akan kebagian ruang, syukurlah kami memutuskan menginap di hotel (pikirku dakam hati tentunya,,,).
Rentetan persembahyangan berakhir disini dan kami tak sabar merebahkan tubuh ini, terbayang empuknya kasur di kamar hotel hehehheheh,,,,

http://instagram.com/p/umJ7qmhJQc/?modal=true
Pagi ini sebelum kita ke cristal bay dan check out dr hotel, mari main air sejenak...nikmati fasilitas yang ada,,,karena jam 9 bli kadek (sopir) akan jemput kita untuk main ke objek terkenal di Nusa Penida yaitu Cristal Bay Beach yeaaah...







http://instagram.com/p/unhq9ZBJbT/?modal=true
Cristal Bay sangat terkenal untuk wisatawan asing, karena mereka bisa ber-snorkling ria disini dengan pemandangan laut yg indah, pasir putih dan air laut yg jernih,,,mmmhhhh paradise !!!!!!!
Indahnya Cristal Bay dan foto terbaiknya, mbah google pasti punya hehhehe....karena jepretan sri ga menunjukan keindahan pantai itu. 
Kami tidak main air lagi disini, tadi sudah obok2 di kolam renang hotel, lagian mau balik pula,,,,ribet kalo ganti lagi.
Kami makan perbekalan yg kita beli di pasar Mentigi. Awalnya kami mau berburu Ledok dan Lempet Kakie yg terkenal di Nusa Penida kata temen. Tapi sayang telat,,,HaBiiiiiissssss...Lempet asli Nusa Penida ini pake ikan Hiu, katanya super duper maknyuuus tapi ga beruntung deh...glek..glek ngecess denger cerita doang hahhaha...Untuk mengobati sedikit rasa penasaran, kita beli lempet+pepes ikan tongkol di pasar Mentigi aja deh gpp, nah ini yg kita bawa ke pantai dan pesta disana hahhah,,,makan makanan laut di laut....pas.









Tak puas makan makanan laut ini, kita book makan siang di warung be pasih, untuk dapet gurita maknyuuus...memang makanan laut pas kita makan di kawasan Nusa Penida ini...daripada makan nasi goreng di hotel wkwkkwkw.

Sebelum sampai tempat lunch, kami tergoda mangga di pinggir jalan, yang entah punya siapa, tapi kata pak kadek yg asli orang Nusa Penida, katanya gpp kalo kita petik,,,,so panen mangga oranglah kita...manis2 kecut tapi seger mangganya....







Time fly...perut kepenuhan mari mengejar Speed Boat Maruti yg brangkat terakhir jam 3 (kalo ga salah ingat yaaa..) untuk balik lagi ke Pantai Sanur dan tak sabar sampai rumah,,,istirahat....

PS : Photo selama di Pura nya malah tidak ter-upload, karena malam dan kemampuan camera ponsel tidak maksimal, so no sharing photo pas di pura yak...

Rabu, Oktober 15, 2014

Semeru, Sekali lagi BROMO, dan berakhir di Blambangan

Perjalanan yg tercetus dengan semangat ajakan dari seorang teman, lalu dengan campur tanganNYA dimudahkan dan tibalah hari dimana tanggal 3 Oktober 2014, sehari sebelum Hari Saraswati kami berangkat Tirta Yatra dengan tujuan Semeru-Blambangan-Bromo.

Berbicara Bromo ini bukan kali pertamanya aku kesana, tahun 2012 sudah sempet menginjakan kaki di Bromo...tetapi memang saat itu bukan pure untuk Sembahyang karena aku datang dengan teman2 dengan tujuan jalan-jalan. Jalan-jalan saat di Bromo kala itu bisa klik disini dan sini 
Pastinya nuansa kali ini berbeda, yuk celoteh...

Pagi ini kami dijemput bus, pada tempat yg telah kita tentukan...berangkat dengan bus yg lapang dr Denpasar karena sebagian peserta akan kita samperin di Negaroa (maksudnya kabupaten Negara..namun logat kita sering bilang negaroa hehe).
Seperti sudah kebiasaan, setiba di rambut siwi kita pastinya turun dan sembahyang memohon kerahayuan untuk melanjutkan perjalanan yg baru kita mulai, semoga diberi keselamatan di jalan...astungkara.
Lanjut perjalanan untuk menuju pelabuhan Gilimanuk, tentunya setelah tadi kita menaikan peserta Tirta Yatra yg lain di rute yg kita lewati hehhe..
Tiba di pelabuhan tanpa menunggu lama kita sudah bisa naik kapal untuk menyeberang ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi-Jawa Timur yg menghubungkan pulau Jawa dengan Pulau Bali (Selat Bali).
Suasana di kapal tidak terlalu aku nikmati karena alunan musik dangdut yg volumenya cukup keras yg menurutku menganggu (note,,,karena diriku bukan pecinta musik dangdut *jadi tidak enjoy), ditambah lagi dengan masalah sakit pada telingaku, lengkap deh,,,tutup kuping aahh...
Syukurlah untuk sampai di pelabuhan Ketapang tidak memakan waktu ber-jam2, hanya 1 jam sudah sampai dan itupun 1/2jam nya aku memilih berada di dak kapal bersahabat dengan angin laut.

Well, sudah di Jawa Timur rek,,,
Perjalanan berlanjut tanpa banyak tanya ama pak sopir karena aku lebih banyak tertidur di bus, ternyata terjadi hal yg miss,,,,dan itu baru kita sadari ketika sudah 1/2 jalan menuju Pura Semeru. Seharusnya berdasarkan Rute yg aku terima kita seharusnya ke Blambangan terlebih dahulu, tetapi ini sudah jauh dan malah semakin dekat dengan Semeru kita baru menyadari bahwa Sopir bus tidak menerima informasi yg sama denganku, dr kantornya dia cuma terima mandat Semeru_Bromo, sedangkan aku sudah book sesuai quote yg sudah disepakati Blambangan_Semeru_Bromo,,,,entahlah dimana letak miss nya ini....waduuuuuhhhhh.....waduuuuh sempet kebingungan aku kepikiran semua akan brabeee....
Setelah komplin dan akhirnya disepakati kita ke Semeru dulu karena tidak mungkin memutar balik, setelah Semeru lalu Bromo barulah kita Ke Blambangan....Karena hal ini maka kita menjadi lebih lama di Jalan, tapi what can I say, realita yg ada begitu, so enjoy aja dah neh....Asal niat kita memang untuk Tirta Yatra ke 3 tempat itu terwujud.
  
Pura Mandala Giri Semeru Agung 
Akhirnya kita tiba di Semeru Agung dan sudah gelap saudara2, karena kebetulan perjalanan tadi macet...agar tidak tambah malam, kami bergegas masuk ke tempat yg menawarkan MCK disekitar pura...karena kami ber-30orang maka dibutuhkan waktu yg lama untuk MCK secara mesti bergilir karena cuman ada 5kamar mandi yg bisa digunakan. Biaya MCK/orang Rp. 5.000 (FYI yaaa). Sembari menunggu itu pula kami memutuskan makan malam juga disini, so ketika nanti sudah berada di pura kita tidak perlu lagi keluar area pura,,,langsung mekemit di Pura Semeru Agung.


Pura Mandara Giri Agung Semeru yang terletak di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Lumajang, malam ini tidak begitu ramai, namun tetap ada 2 rombongan lain yg sama-sama malam ini tangkil dan mekemit dengan rombongan kita. 





Suasana malam ini lumayan dingin,,,kita dapat mesanekan (istirahat) beberapa jam di Pura Semeru, karena jam 1 dini hari kita rencananya lanjut perjalanan menuju Bromo agar tiba disana ketika matahari terbit. Namun pada akhirnya jam 1/2 3 baru kami meluncur ke Bromo karena suatu pertimbangan lain dari sopir..ngikut.com


Pura Luhur Poten di Lautan Pasir Gunung Bromo


Kebetulan kami tiba di Bromo saat matahari masih malu2 menggeliat menyinari hamparan kawasan Gunung Bromo, tentunya indah sekali meskipun dinginnya kabut pagi sangat terasa menusuk tulang,,,bbbbrrrrrbbbrrrr (gerak-gerak dolo sebentar sambil selfie sembari menunggu mangku puranya datang hehheh...)



Pura ini berada di lautan pasir, kanan-kiri hamparan pasir yg luas. Pura ini merupakan tempat suci bagi Suku Tengger yang mayoritas beragama Hindu yang tinggal di daerah sekitar gunung Bromo. Di pura ini lah yang menjadi pusat kegiatan upacara adat maupun keagamaan suku Tengger yang sangat terkenal seperti Hari Raya Karo, Yadnya Kasada dan Unan-Unan.

Sempat bertanya Yadnya Kasada ke pak sopir Mobil HArdrtop yg menghantarkan kami dari terminal ke pura, upacara yg terkenal Yadnya Kasada sudah lewat beberapa waktu lalu katanya, dimana adat istiadat yang berlangsung setahun sekali itu berlanjut menuju ke kawah Gunung Bromo untuk melemparkan berbagai sesajian ke kawah Gunung Bromo, yang ditujukan kepada Dewa Bromo. Upacara korban ini memohon agar masyarakat Tengger mendapatkan berkah dan diberi keselamatan. 

Sekeliling bromo dan selfie ber-bromo ria kita lumayan banyak lhooo,,,lihat aja hahhaha!
Selfie nya tidak sampai kawah gunung yaa, karena kami memutuskan tidak naik ke kawah, banyak anak-anak dan lagian dengan pakaian adat kurang nyaman dong naik kudanya. Apalagi aku maupun pewe sudah pernah naik melihat kawah itu saat jalan-jalan ke bromo terdahulu. Lelah juga naik melalui banyak anak tangga.







My sa...sempet juga selfie dengan Mangku Bromo
Mangku pura dateng dan kami melakukan persembahyangan, setelah segala ritual usai kita bergegas kembali ke terminal dengan mobil HArdtop dan kembali naik bus untuk tujuan terakhir...Pura Blambangan. FYI lagi, biaya Rp.100rb/org untuk sewa HArdtop, yang sudah di atur sedari Bali, dari pada dadakan cari Hardtop pagi2 di lokasi (main aman rupanya kisanak hahah.....)











Pura Agung Blambangan
Pura agung blambangan, terletak di desa tembok rejo kecamatan muncar kabupaten Banyuwangi. Perjalanan ke lokasi ini, menempuh waktu selama kurang lebih satu jam, dari pelabuhan ketapang, Banyuwangi.
Jika tidak terjadi miss komunikasi seharusnya pura ini merupakan tujuan pertama...namun kembali ke realita yang ada aja deh.

Dari Pura Luhur Poten Bromo, ke pura Blambangan lumayan agak lama di bus,,,dari sekitar jam 10pagi kita sampai di Blambangan sudah sore (hanya mampir sebentar untuk makan siang di salah satu rumah makan di jalur yg kita lewati), belum lagi pake acara sopir bus salah jalan sehingga putar balik,,,,hadeh (tau gitu tak kasi liat GPS google map dari awal...mmhhh) ...lagi-lagi baru sadar muter balik karena ketiduran di bus ckckkkc.
Tapi untunglah sampai juga di Pura Agung Blambangan.

Pura Agung Blambangan merupakan pura terbesar diantara 92 buah pura lainnya yang ada di banyuwangi dan telah diresmikan hari sabtu, tepatnya pada hari raya Kuningan, 28 juni 1980. Pura ini pula
adalah lambang bangkit kembalinya Hindu di Jawa Timur( Menurut info yg aku baca ).
Tempat MCK di kawasan Pura ini lumayan bersih, banyak dan rapi sehingga membantu para pemedek untuk sekedar bebersih dari perjalanan panjang sebelum tangkil ke Pura. Biaya MCK disini sukarela, untuk biaya kebersihan dan staff cleaning service-nya pasti. Namun yg bikin sedikit terganggu ialah pedagang di sekitar Pura ini, mereka langsung menyerbu tanpa henti menjajakan dagangan dari mulai jerigen tempat tirta, makanan, minuman, begitu bus berhenti. Ujung-ujungnya kita belanja juga kok, tapi nanti kasi kita kesempatan liat-liat dulu ya ibu...ibu....
Itu sisi lainnya,,,tinggalkan dulu hal itu mari kita ke tujuan utama ke jeroan untuk Sembahyang.
Usai sembahyang jangan lupa saudara-saudara untuk ber-dana punia yaaa....sekedar ajakan hehehe, sekecil apapun itu pasti bermanfaat untuk Pura. 

Tirta Yatra kami berakhir di Pura Agung Blambangan, sayang yaaa ga sampai ke Pura Luhur Giri Salaka - Alas Purwo. Yaaa jika memang diberi kesempatan pasti one day will be kan,,,will see !!!!!

Bali...kami kembali, senangnya ke BALI-KU.