Pagi hari ini begitu membuka mata,,,waduuh kakiku kaku, terasa sakit bangeeet? rupanya keletihan dan kelelahanku yg kemarin belum pupus. Bukankah aku mendaki kemarin (ehhmm biang keroknya...)...tpi bukan untuk tujuan mendaki beneran melainkan melakukan persembahyangan ke Puncak 
Mangu. Pura Puncak Mangu adalah Pura Kahyangan Jagat dengan dua fungsi yaitu sebagai Pura Catur Loka Pala dan Pura Padma Bhuwana. Pura Catur Loka Pala adalah empat pura sebagai media pemujaan kepada Tuhan yang melindungi empat penjuru Bhuwana Agung. Pura Pucak Mangu di arah utara, arah selatan Pura Andakasa, arah timur Pura Lempuyang Luhur dan arah barat Pura Luhur Batukaru. Demikian dinyatakan dalam Lontar Usada Bali. Pada zaman dulu puncak gunung ini sudah menjadi pusat pemujaan terhadap Dewa Siwa. Di Pura ini umumnya umat memohon kerahayuan dan kemakmuran jagat.
Kalo kembali mengenang,,,maren itu kami berdua (me&hubby) nekat pergi ke Puncak Mangu (hanya ber-2) karena adikku yg rencananya turut serta mendadak ga jadi ikut so kami memutuskan tetap berangkat karena sesajen dah siap. Setelah menyelesaikan persembahyangan Pagerwesi (bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi+Purnama) kamipun bergegas menuju lokasi Puncak Mangu. Pura ini terletak di Kabupaten Badung, tepatnya di Banjar Tinggan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang. Pura yg kami jumpai
pertama adalah Penataran Agung dimana terdapat sejumlah pelinggih seperti padmasana stana Ida Sang Hyang Widhi, padma tiga merupakan stana Ida Batara Siwa, Parama Siwa dan Sada Siwa. Di situ juga terdapat pelinggih Pertiwi, meru tumpang sebelas setana Ida Batara Pucak Mangu (Ida Batara Sangkara) sesuai dengan konsep Astadala. Atau stana Hyang Manik Gumawang, putra Hyang Pasupati. Di situ juga terdapat meru tumpang sembilan dan meru tumpang lima.
Selesai sembahyang di sini kami dapat informasi bahwa untuk mencapai pura Puncak Mangu waktu tempuhnya kurang lebih 2,5 - 3 jam dan ketika melirik jam yg melekat di tangan ternyata sudah pukul 12.00 siang (ragu-ragu nie...naik ga??? setan mulai lewat,,,untunglah pewe punya keinginan keras buat melanjutkan naik ke puncak...). Karena tempatnya di ketinggian 1900 DPL (Diatas Permukaan Laut) makanya mencapainya dengan mendaki,,,,Oh my gosh...cuaaapeek..
Mulai memasuki kawasan hutan, jantung mulai dag dig dug
...hanya kami ber-2 di tengah rimba dengan suara sayup2 burung bersautan dan terkadang kami di kejutkan oleh suara ranting yg jatuh atau suara dedaunan yg terterpa angin,,,(penakut jugaaa yaa,,). Usaha untuk bisa sampai puncak memang berat banget kami tidak siap dgn perbekalan terutama minuman sehingga satu2nya aqua botol tanggung yg terdapat di tas hanya bisa kami teguk dg takaran agar cukup sampai di puncak...(nyesel terbersit di benak sesaat, napa ya ga nanya detail info puncak mangu ma eyang google??? sedikit tidaknya bisa prepare,,,sesal selalu ja blakangan iihhh).
Pada ketinggian 1700 DPL kami menjumpai pelinggih (wah seneng aku pikir dah nyampe puncak eehh ternyata bluum...), lalu kami sembahyang dulu semoga tetap di berikan kekuatan sampai di puncak. Nafas sudah ngos-ngosan namun pewe selalu mampu kasi semangat
,,,syukurlah akhirnya puncak memang sudah di depan mata.
Kami senang juga karena di puncak juga ada rombongan lain yg melakukan persembahyangan (ada temen nie,,senyumku!). Sayangnya mereka turun bukit duluan karena memang mereka sedari tadi nyampe-nya..
Setelah kurang lebih se-jam kami di puncak (jam 03.00pm-tiba di puncak) maka jam 04.00pm kami dah bergegas untuk menurunin bukit...kami turun sambil berlari kecil ketimbang nge-rem truss sakitkan kakinya mendingan sekalian dipercepat...di tengah perjalanan kami sudah bisa menyusul rombongan sebelumnya karena mereka jalan dengan pelan sebab ada anggota rombongan yg sudah lingsir. Tenang rasanya kami tidak ber-2 lagi di hutan yg mulai berkabut dan dingin karena di belakang kami rombongan tersebut masih perlahan.
Waaauuw,,,ternyata untuk turun kami hanya butuh waktu 1 jam sehingga jam 05.00pm kami sudah sampai di parkiran. Senengnya dah nyampe dan melewatinya dengan lancar,,,,,kami mendahului rombongan tadi dan kembali ke Denpasar dengan hati yg lapang
..........
Mangu. Pura Puncak Mangu adalah Pura Kahyangan Jagat dengan dua fungsi yaitu sebagai Pura Catur Loka Pala dan Pura Padma Bhuwana. Pura Catur Loka Pala adalah empat pura sebagai media pemujaan kepada Tuhan yang melindungi empat penjuru Bhuwana Agung. Pura Pucak Mangu di arah utara, arah selatan Pura Andakasa, arah timur Pura Lempuyang Luhur dan arah barat Pura Luhur Batukaru. Demikian dinyatakan dalam Lontar Usada Bali. Pada zaman dulu puncak gunung ini sudah menjadi pusat pemujaan terhadap Dewa Siwa. Di Pura ini umumnya umat memohon kerahayuan dan kemakmuran jagat.Kalo kembali mengenang,,,maren itu kami berdua (me&hubby) nekat pergi ke Puncak Mangu (hanya ber-2) karena adikku yg rencananya turut serta mendadak ga jadi ikut so kami memutuskan tetap berangkat karena sesajen dah siap. Setelah menyelesaikan persembahyangan Pagerwesi (bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi+Purnama) kamipun bergegas menuju lokasi Puncak Mangu. Pura ini terletak di Kabupaten Badung, tepatnya di Banjar Tinggan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang. Pura yg kami jumpai
pertama adalah Penataran Agung dimana terdapat sejumlah pelinggih seperti padmasana stana Ida Sang Hyang Widhi, padma tiga merupakan stana Ida Batara Siwa, Parama Siwa dan Sada Siwa. Di situ juga terdapat pelinggih Pertiwi, meru tumpang sebelas setana Ida Batara Pucak Mangu (Ida Batara Sangkara) sesuai dengan konsep Astadala. Atau stana Hyang Manik Gumawang, putra Hyang Pasupati. Di situ juga terdapat meru tumpang sembilan dan meru tumpang lima.Selesai sembahyang di sini kami dapat informasi bahwa untuk mencapai pura Puncak Mangu waktu tempuhnya kurang lebih 2,5 - 3 jam dan ketika melirik jam yg melekat di tangan ternyata sudah pukul 12.00 siang (ragu-ragu nie...naik ga??? setan mulai lewat,,,untunglah pewe punya keinginan keras buat melanjutkan naik ke puncak...). Karena tempatnya di ketinggian 1900 DPL (Diatas Permukaan Laut) makanya mencapainya dengan mendaki,,,,Oh my gosh...cuaaapeek..
Mulai memasuki kawasan hutan, jantung mulai dag dig dug
...hanya kami ber-2 di tengah rimba dengan suara sayup2 burung bersautan dan terkadang kami di kejutkan oleh suara ranting yg jatuh atau suara dedaunan yg terterpa angin,,,(penakut jugaaa yaa,,). Usaha untuk bisa sampai puncak memang berat banget kami tidak siap dgn perbekalan terutama minuman sehingga satu2nya aqua botol tanggung yg terdapat di tas hanya bisa kami teguk dg takaran agar cukup sampai di puncak...(nyesel terbersit di benak sesaat, napa ya ga nanya detail info puncak mangu ma eyang google??? sedikit tidaknya bisa prepare,,,sesal selalu ja blakangan iihhh).Pada ketinggian 1700 DPL kami menjumpai pelinggih (wah seneng aku pikir dah nyampe puncak eehh ternyata bluum...), lalu kami sembahyang dulu semoga tetap di berikan kekuatan sampai di puncak. Nafas sudah ngos-ngosan namun pewe selalu mampu kasi semangat
,,,syukurlah akhirnya puncak memang sudah di depan mata.Kami senang juga karena di puncak juga ada rombongan lain yg melakukan persembahyangan (ada temen nie,,senyumku!). Sayangnya mereka turun bukit duluan karena memang mereka sedari tadi nyampe-nya..
Setelah kurang lebih se-jam kami di puncak (jam 03.00pm-tiba di puncak) maka jam 04.00pm kami dah bergegas untuk menurunin bukit...kami turun sambil berlari kecil ketimbang nge-rem truss sakitkan kakinya mendingan sekalian dipercepat...di tengah perjalanan kami sudah bisa menyusul rombongan sebelumnya karena mereka jalan dengan pelan sebab ada anggota rombongan yg sudah lingsir. Tenang rasanya kami tidak ber-2 lagi di hutan yg mulai berkabut dan dingin karena di belakang kami rombongan tersebut masih perlahan.
Waaauuw,,,ternyata untuk turun kami hanya butuh waktu 1 jam sehingga jam 05.00pm kami sudah sampai di parkiran. Senengnya dah nyampe dan melewatinya dengan lancar,,,,,kami mendahului rombongan tadi dan kembali ke Denpasar dengan hati yg lapang
..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar