Minggu, Agustus 28, 2016

KILLING FIELDS - a part of PHNOM PENH trip

Siang ini masih di hari kedua aku di kota ini (Phnom Penh 28des2015), selepas dari the Royal Palace kami menuju ke salah satu resto untuk makan siang sebelum kami melanjutkan wisata nya ke Killing Fields
Amok dan kawan-kawannya hehe
Khmer Booloom adalah nama tempat lunch kami, dan disinilah kami mencoba salah satu makanan khas khamer yakni Amok yg populer itu. Makanan itu menyerupai puding, tapi rasanya nendang dan gurih karena berbahan ikan, selain rasa cara penyajiannya pun menarik dalam wadah batok kelapa yg sudah dibersihkan luarnya. 
Nyam...nyam... dan untuk lunch siang ini kami makan dengan merogoh kocek 40usd siang ini.
Puas banged makannya,,,enyakkk






Lanjut kita akan ke Killing Fields di Choeung Ek,  kenapa ke tempat ini dan ada apa disana???






















Yaa...kita ke Killing Fiels karena rasa ingin tau bagaimana sebenarnya tempat ini, karena tempat ini dikenal sebagai Ladang Pembantaian. Rasa penasaran ini kita kikis dengan datang langsung kesini, tempat pembantaian tahanan Tuol Sleng yang sering disebut sebagai Security Prison 21 (S-21). 
Walaupun tempat ini merupakan tempat bekas pembunuhan tetapi bisa dikemas menjadi objek wisata yg ramai dikunjungi wisatawan meskipun tempatnya sedikit mencekam dengan aura kesedihan yg mendalam saat memasuki kawasan ini.  Bahkan keinginan untuk berfoto-foto selfie pun serasa garing disini karena suasana terbawa ke masa pembantaian. Para turis yg kebanyakan bule pada tenggelam dan hanyut dlm sejarah. Pikir-pikir jika di Indonesia "Lubang Buaya" bisa kali ya dikemas dijadikan objek wisata sejarah yg lebih mendunia (aaaaahhh asal nglinduur yaaaak ...)

Pintu Masuk Killing Fields
Killing Fields Choueng Ek ini dibuka dari pukul 07.30 pagi sampai dengan 17.30 sore. Harga tiket masuk sebesar US$3 per orang, dan tambahan US$3 jika menyewa headphone dimana kita bisa mendengarkan kisah pilu pembantaian tersebut dan sekaligus rekaman itu menjadi tour guide karena berisi penjelasan secara mendetail mengenai kejadian di Killing Fields.

Korban-korban dari eksekusi pada rezim Khmer Rouge yang dipimpin oleh Pol Pot pada saat itu adalah siapa saja yang diduga memiliki hubungan dengan pemerintah atau dengan pemerintah luar negeri termasuk didalamnya adalah kaum profesional dan terpelajar seperti guru, dosen, pengacara dan lain – lain.
Pol Pot memusnahkan bangsanya sendiri, hanya karena ingin membentuk rezim baru dengan memusnahkan bangsa (genocide), tradisi, budaya, dan agama. Sangat sadis bisa dibayangkan betapa ngerinya membunuh keluarga dan saudara sendiri.
 
Beberapa lokasi yg sempat aku abadikan dlm photo seperti pohon pembantaian ( photo diatas ) yg dibawahnya terdapat papan bertuliskan "Killing Tree Against Which Executioners Beat Children" ini ternyata merupakan pohon pembantaian bayi yg kepalanya dibenturkan ke batang pohon tersebut. Pembunuhan anak – anak dan bayi ini memiliki alasan agar ketika dewasa mereka tidak akan membalas dendam atas kematian orangtua mereka.
Di dekat lokasi itu pula terdapat sebuah akuarium kaca "Rags of Victims Clothes" yang didalamnya berisikan pakaian para korban yg ditemukan.

Setelah berkeliling dr satu lokasi ke lokasi pembantaian, maka terakhir kita bisa masuk ke stupa yg dibangun untuk mengenang dan menghormati para korban pembantaian, di dalam stupa (tugu) ini terdapat tengkorak-tengkorak korban pembantaian. 
Sayang sekali aku sudah tidak kuat entah kenapa kepala rada pening jadi sementara suami masuk ke dalam stupa, aku berteduh di bawah pohon terdekat. Melihat sekeliling ternyata di dalam kawasan ini juga terdapat pedagang yg menjual minuman dan makanan ringan, jika dahaga menghampiri bolehlah membeli air putih.
 
Semestinya kita juga harus ke Tuol Sleng atau Security Prison 21 (S-21) yg merupakan penjara massal. Sekolah yg dirubah menjadi penjara ini merupakan tempat menyiksa para tahanan sebelum dibawa dan dibunuh di Choeung Ek.
Tetapi berhubung baru di Killing Fields saja aku, apalagi Santi sudah pusing2 parah jadi tak mungkin lagi ke tempat ini. Nanti yg ada Santi pingsan hehehhe....





Ok,,,jadilah kita lanjut ke National Museum saja.

Dan ada hal menarik lain yg kuperhatikan di perjalanan ke National Museum, gila aja yaaa,,,aku pikir apa yang dibawa oleh pedagang ini, disebelah tumpukan kresek itu...dan itu ayam yg sudah mateng yg bakal dijual di tempal mereka mangkal. Busyet ayamnya ga dibungkus, dibiarkan telanjang begitu aja, kebayang selama perjalanan debu nempel dan kotoran lain. Waaaoooww,,,, heran... kebersihannya ga diperhatikan, mereka sante amet ya....


ayam nya dipapar debu jalanan,,,duuuhhh

Hal lain lagi...liat keatas, waah...kabel2 parah juga blingsetan kesana kemari lebih kacau daripada di Indo. Ini yg ke photo masih kurang parah dari yg terlihat nyata, karena laju kendaraan ga sempet kejepret. Jadi lebih cinta Indonesia heheh....
 

Lalu kami melintas di kedutaan Indonesia di Phonm Penh, sebagai oleh-oleh kami ke tanah air maka kami berkesempatan berfoto disini walau cuman sesaat,,,rasanya sudah bikin senyum-senyum bersama hahhah








Tak begitu lama National Museum sudah di depan mata, tiket masuk ke tempat ini adalah USD5$ dan mungkin kami sedikit sore sampai disini, sehingga sedikit bergegas untuk mengelilingi museum ini. 
National Museum yg merupakan museum sejarah, arkeologi, dan budaya terbesar di Kamboja ini menyimpan berbagai koleksi termasuk seni patung, keramik, perunggu, dan benda-benda sejarah tentunya.

Tetapi kita tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar/ photo di dalam museum. Jika ingin membuat dokumentasi maka pengunjung dipersilahkan membuatnya di bagian luar dari museum ini.
Tentunya jika pengunjung yg membutuhkan gambar maupun koleksi dari museum ini untuk kepentingan belajar dan publikasi maka dipersilahkan menghubungi petugas museum.
Jadi segala yg kita lihat di museum ini hanya bisa kita rekam dengan mata dan ingatan saat berkunjung kala itu hehehhe...

Karena hanya bisa berpose di luar area maka jadilah oleh-oleh mata nya ini aja....









Mr. Dara yg menemani kita seharian, meninggalkan kita disini lalu untuk one day bersamanya kita sepakat merogoh kocek USD 45$ + topi suamiku wkwkkwwkw (ketinggalan di mobilnya Mr. DARA). Dari National Museum kita berencana mencari makan malam sebelum balik ke hotel, karena masih sore menjelang sunset gitu maka kami menghabiskan waktu sejenak di depan Royal Palace. Dimana kita bisa bermain di taman dengan banyak burung-burung beterbangan dan view Mekong River tepat diseberang dapat kita nikmati juga. Banyak penduduk lokal yg bermain disini selain wisatawan seperti kita tentunya. Keseruan di taman ini saat kita main-main dengan begitu banyak burung dan pemandangan sunset lumayan mengisi waktu sebelum kita makan malam.




biarkan kami sedikit romantisan wkwkwk
sunset yang cantik dibalik royal palace






girangnya kita bermain ngejer burung-burung



Puas bermain dan sudah kegerahan kita berjalan sambil menentukan pilihan kita mau nongkrong dimana untuk sejenak duduk2. Dan saat kita jalan sebentar meninggalkan Taman di depan Royal Palace pemandangan lain yg dapat kita saksikan adalah keberadaan pengemis yg betul2 mengusik hati, mereka terlihat tidak terurus, rambut gimbal, dan kotor. Di bali ada pengemis namun yg pernah aku lihat kondisinya lebih baik dari pemandangan yg aku lihat saat itu. Mmmmhhh...sisi lain dr kemegahan Royal Palace yang baru saja kita tinggalkan tadi.




Ini malam terakhir kita di kota Phnom Penh, jadi kita akan balik hotel sedikit terlambat.... dan kita memutuskan nongkrong di lantai atas River Crown Cafe sembari menikmati pemandangan Sungai Mekong.




Malam berlalu dan kami kembali ke hotel dengan naik tuk-tuk dan istirahat itu pasti,,,,besok pindah negara oeeee....


PHNOM PENH - Royal Palace




Tidak ada komentar: