19 buatku acara mepamit ke Kawitan
Lazimnya wanita Bali apabila sudah melalui prosesi perkawinan maka pastinya melalui proses mepamit, mulai dari mepamit di sanggah/merajan (tempat suci dilingkungan keluarga besar) maupun di kawitan/Paibon (leluhur). Karena nantinya wanita akan pindah ke merajan/leluhur suami makanya sewaktu meninggalpun ngabennya bukan dikeluarga si wanita melainkan di keluarga suami yg mana sudah ikut sanggah/merajan, leluhur, marga suami. Nah, untuk mepamit yg ke kawitan/paibon ini yg aku laksanakan tanggal 19 Februari 2009 ini. Lumayan telat aku lakukan karena sesuatu dan lain hal??
Dan kalo flash back lagi masih ada moment lain buatku pada tanggal19 ...19 Januari 2007, aku di minta/dipinang sekaligus acara Mekala–kalaan/Madengen–dengen. Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan juga untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari kemungkinan adanya energy negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat. Rangkaian upacara ini merupakan rentetan upacara sebelum hari H (pewiwahan) itu sendiri. Tibalah pada saat hari pewiwahan, dengan memakai baju kebesaran pengantin, kedua pengantin melaksanakan upacara Mewidhi Widana yang dipimpin oleh seorang Sulinggih atau Ida Peranda. Acara ini merupakan penyempurnaan untuk meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara – acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa.
Hari pewiwahan yg kami laksanakan jatuh pada tanggal 31 Januari 2007 setelah hampir 8 thn kebersamaan kami dalam proses pacaran yg kami resmikan mulai tanggal 31 Maret 1999.
Tanggal 19 yg lain adalah tanggal 19 September 2007, masih berkaitan dengan acara pewiwahan/pernikahan yakni upacara Mejauman Ngabe Tipat Bantal. Setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri, maka pada hari yang telah disepakati kedua belah pihak keluarga akan ikut mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk melakukan upacara Mejauman. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buah – buahan serta lauk pauk khas bali.
Jika dilihat perjalanan kebersamaan kami banyak kebetulan yg terjadi yg mana kami mulai bersama dalam masa pacaran tgl 31*resmi menikah tgl 31 *sebelumnya dipinang tgl19*upacara Mejauman tgl 19*mepamit tgl 19. Mungkin ini yg namanya jodoh?? Semua berjalan begitu saja dan tanpa kami sadari moment tersebut terkait satu dengan yg lain so kita menjalaninya sesuai dengan arus seperti air mengalir laahhh.....
19 buat Anya adalah acara 3 bulanan bali-105 hari.
Upacara tiga bulanan adalah upacara yang ditujukan kepada Kanda Pat dan Nyama Bajang si bayi. Jika sudah berusia lebih dari 3 bulan, Kandapat sudah tidak berwujud lagi dan Nyama Bajang sudah kembali ke alam nirwana.3 bulan menghirup udara dunia, sang bayi memasuki tahapan baru dalam hidupnya. Mulai saat itu, secara resmi ia diterima di lingkungan keluarga. Dalam adat dan tata kehidupan keagamaan masyarakat Bali, masa 3 bulan atau 105 hari pertama, buat sang bayi adalah masa menunggu peralihan antara alam rahim atau cucupumanik ke alam dunia. Untuk diterima secara formal sebagai warga, dalam kedudukan sebagai anak-anak, diadakanlah upacara yg sering di sebut 3 bulanan. Inilah upacara ritual keagamaan pertama dalam kehidupannya di muka bumi.Bersamaan dengan upacara ini, sang bayi juga telah menyandang nama. Sekaligus bayi diberi berkat keselamatan oleh pendeta atau Brahmana yg memimpin upacara. Dalam upacara ini juga dilakukan pemilihan barang-barang yg telah disimbolkan itu dapat menentukan minat dan bakat bayi di kemudian hari.
Lazimnya wanita Bali apabila sudah melalui prosesi perkawinan maka pastinya melalui proses mepamit, mulai dari mepamit di sanggah/merajan (tempat suci dilingkungan keluarga besar) maupun di kawitan/Paibon (leluhur). Karena nantinya wanita akan pindah ke merajan/leluhur suami makanya sewaktu meninggalpun ngabennya bukan dikeluarga si wanita melainkan di keluarga suami yg mana sudah ikut sanggah/merajan, leluhur, marga suami. Nah, untuk mepamit yg ke kawitan/paibon ini yg aku laksanakan tanggal 19 Februari 2009 ini. Lumayan telat aku lakukan karena sesuatu dan lain hal??
Dan kalo flash back lagi masih ada moment lain buatku pada tanggal19 ...19 Januari 2007, aku di minta/dipinang sekaligus acara Mekala–kalaan/Madengen–dengen. Upacara ini dilaksanakan dengan tujuan juga untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari kemungkinan adanya energy negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat. Rangkaian upacara ini merupakan rentetan upacara sebelum hari H (pewiwahan) itu sendiri. Tibalah pada saat hari pewiwahan, dengan memakai baju kebesaran pengantin, kedua pengantin melaksanakan upacara Mewidhi Widana yang dipimpin oleh seorang Sulinggih atau Ida Peranda. Acara ini merupakan penyempurnaan untuk meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara – acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa.
Hari pewiwahan yg kami laksanakan jatuh pada tanggal 31 Januari 2007 setelah hampir 8 thn kebersamaan kami dalam proses pacaran yg kami resmikan mulai tanggal 31 Maret 1999.
Tanggal 19 yg lain adalah tanggal 19 September 2007, masih berkaitan dengan acara pewiwahan/pernikahan yakni upacara Mejauman Ngabe Tipat Bantal. Setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri, maka pada hari yang telah disepakati kedua belah pihak keluarga akan ikut mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk melakukan upacara Mejauman. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buah – buahan serta lauk pauk khas bali.
Jika dilihat perjalanan kebersamaan kami banyak kebetulan yg terjadi yg mana kami mulai bersama dalam masa pacaran tgl 31*resmi menikah tgl 31 *sebelumnya dipinang tgl19*upacara Mejauman tgl 19*mepamit tgl 19. Mungkin ini yg namanya jodoh?? Semua berjalan begitu saja dan tanpa kami sadari moment tersebut terkait satu dengan yg lain so kita menjalaninya sesuai dengan arus seperti air mengalir laahhh.....
19 buat Anya adalah acara 3 bulanan bali-105 hari.
Upacara tiga bulanan adalah upacara yang ditujukan kepada Kanda Pat dan Nyama Bajang si bayi. Jika sudah berusia lebih dari 3 bulan, Kandapat sudah tidak berwujud lagi dan Nyama Bajang sudah kembali ke alam nirwana.3 bulan menghirup udara dunia, sang bayi memasuki tahapan baru dalam hidupnya. Mulai saat itu, secara resmi ia diterima di lingkungan keluarga. Dalam adat dan tata kehidupan keagamaan masyarakat Bali, masa 3 bulan atau 105 hari pertama, buat sang bayi adalah masa menunggu peralihan antara alam rahim atau cucupumanik ke alam dunia. Untuk diterima secara formal sebagai warga, dalam kedudukan sebagai anak-anak, diadakanlah upacara yg sering di sebut 3 bulanan. Inilah upacara ritual keagamaan pertama dalam kehidupannya di muka bumi.Bersamaan dengan upacara ini, sang bayi juga telah menyandang nama. Sekaligus bayi diberi berkat keselamatan oleh pendeta atau Brahmana yg memimpin upacara. Dalam upacara ini juga dilakukan pemilihan barang-barang yg telah disimbolkan itu dapat menentukan minat dan bakat bayi di kemudian hari.
19 buat Kakak-ku adalah Ulang Tahun-nya.
"Biar semua berjalan alami. Hingga kita rasa bosan. Lalu ada bagian yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, yang membawa kita ke dunia baru, dan mendewasakan diri ini…"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar